Rabu, 29 Jumadal Ūlā 1437 H / 09 Maret 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bulūghul Marām
🔊 Hadits ke-15 | Adab Makan (Makan & Minum Dengan Tangan Kanan)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS04-KJ-Bab01-H15
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ADAB MAKAN (MAKAN & MINUM DENGAN TANGAN KANAN)
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Kita masuk pada halaqah yang ke-18.
َوَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ (أخرجه مسلم)
Dari Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'āla 'anhumā bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Jika salah seseorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaithān makan dengan tangan kirinya dan syaithān minum dengan tangan kirinya pula."
(HR Imām Muslim)
Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Sebagian ulama berpendapat bahwasannya makan dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan hukumnya hanya sekedar sunnah, tidak sampai pada derajat wajib karena ini berkaitan dengan masalah adab dan pengarahan.
Namun pendapat yang benar adalah bahwasanya makan dan minum dengan tangan kanan hukumnya adalah WAJIB, bukan hanya sekedar sunnah, karena banyak dalil yang menunjukkan hal ini.
■ PERTAMA
Di antara dalil yang paling kuat adalah hadits ini, yaitu makan dan minum dengan tangan kanan dalam rangka untuk menyelisihi syaithān yang makan dan minum dengan tangan kiri.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memerintahkan kita untuk menyelisihi syaithān dan kita wajib untuk menyelisihi syaithān.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan."
(QS An-Nūr: 21)
Karena syaithān diantara sifat nya makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri, maka kita diperintahkan untuk menyelisihi syaithān. Ini juga dalil kita beriman dengan hal yang ghāib tentang syaithān.
Syaithān tidak kita lihat tapi tetapi kita yakin bahwa syaithan juga makan, kita yakin syaithān juga minum, dia makan dengan tangan kiri dan dia minum dengan tangan kiri.
Di antara dalil yang menguatkan akan hal ini bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan dalam beberapa hadits yang menyebutkan tentang dampak dari makan dan minumnya syaithān yaitu diantara dampak makan dan minumnya adalah buang air.
◆ Seperti dalam hadits bahwasanya disebutkan tentang seseorang di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata,
مَا زَالَ نَائِمًا حَتَّى أَصْبَحَ، مَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ: بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ.
"Bahwasanya orang tersebut ketiduran sampai pagi hari dan tidak bangun untuk shalat Shubuh. Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan bahwa syaithan telah kencing di telinga orang tersebut (ini sehingga tertidur pulas dan tidak mendengar adzan shubuh)."
(HR. Imām Al-Bukhāri)
Hadīts ini menunjukkan bahwasanya syaithān buang air kecil yang merupakan proses/hasil makan dan minumnya.
◆ Dalam hadits yang lain Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan bahwa syaithān buang angin.
Disebutkan bahwasanya syaithān itu tatkala orang hendak shalat maka diganggu oleh syaithān, tatkala dikumandangkan adzan maka syaithān lari.
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam,
إِذَا نُودِيَ لِالصَّلاَةِ ، أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ
"Jika dikumandangkan adzan untuk shalat maka syaithan pun lari dan dia memiliki kentut, dia memliki buang angin."
(HR Bukhāri no. 583 dari shahābat Abū Hurairah)
Ini juga menujukkan syaithan makan dan minum kemudian buang air dan juga buang angin. Kita beriman akan hal yang ghāib ini.
Jadi yang menunjukkan makan dan minum dengan tangan kanan hukumnya WAJIB adalah kita diperintahkan untuk menyelisihi syaithān karena syaithān makan dan minum dengan tangan kiri.
■ KEDUA
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memerintahkannya secara mutlak.
Seperti Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,
يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ
"Wahai anak muda, sebutlah nama Allāh dan makanlah dengan tangan kananmu."
(HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)
■ KETIGA
Demikian juga, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah mendoakan keburukan bagi orang yang makan dengan tangan kiri. Dalam hadits Salamah bin Al Akwa radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu,
أن رجلا أكل عند رسول الله صلى الله علية وسلم بشماله . فقال : " كل بيمينك " قال : لا أستطيع . قال : " لا استطعت " ما منعه إلا الكبر . قال : فما رفعها إلى فيه .
"Ada seorang yang makan di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan tangan kiri, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Makanlah dengan tangan kananmu."
Kata orang tersebut: "Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan."
Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendoakan keburukan bagi orang ini, Beliau mengatakan: "Engkau tidak akan mampu, sesungguhnya tidak menghalanginya kecuali karena kesombongan."
Maka orang ini pun tidak mampu mengangkat tangan kanannya untuk makan setelah itu, dia selalu menggunakan tangan kirinya."
(HR Muslim no. 2021)
Kenapa? Karena dia tidak mau menggunakan tangan kanan dan karena dido'akan keburukan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kalau seandainya perkara makan hanya makan dengan tangan kanan hanyalah sunnah (tidak wajib) maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak akan mendo'akan keburukan bagi orang ini.
Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, diantara perkara yang perlu kita perhatikan bahwasanya,
● ⑴ Yang merupakan ta'abbud (merupakan perkara ibadah) adalah makan dan minum dengan tangan kanan.
Adapun menggunakan sendok, misalnya menggunakan sumpit untuk makan ini merupakan perkara adat istiadat.
Yang penting, tatkala kita menggunakan sumpit atau sendok tersebut kita menggunakannya dengan tangan kanan.
Perkara yang perlu saya ingatkan juga:
● ⑵ Mengenai minum dengan tangan kiri.
Ini kebiasaan sebagian orang, terutama tatkala sedang makan kemudian tangan kanannya kotor maka dia pun memegang gelas dengan tangan kiri kemudian minum dengan tangan kiri.
Ini merupakan perkara yang diharamkan (maka tidak boleh), seseorang meskipun tangannya kotor maka dia berusaha memegang gelas tersebut dengan tangan kanan, nanti toh gelas tersebut akan dicuci juga. Maka jangan gara-gara takut gelasnya kotor maka dia minum dengan tangan kiri karena ini mengikuti cara syaithān.
● ⑶ Demikian juga seseorang makan dengan menggunakan dua tangan misalnya, tangan kanannya memegang sendok, tangan kirinya memegang garpu.
Maka ingatlah, tangan kiri hanya sekedar untuk membantu tapi tatkala mengangkat makanan hendaknya dengan tangan kanan.
Jangan sampai seseorang kemudian menggunakan garpunya dengan tangan kirinya menusukan makanan, kemudian dia makan dengan tangan kirinya, inipun diharamkan oleh para ulama karena mengikuti syaithān.
Demikianlah apa yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini.
وبالله التوفيق والهداية
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
📚 by management takhassus assunnah 🏢
Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar