Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman para Salafusshalih

Ngaji Tanpa Arah

Senin, 07 Maret 2016

📝 📡 Ngaji Tanpa Arah ❓


( 📝 Diambil dari faedah kajian bersama Ustadz Abdullah Zein hafidzahulloh)



🔊 Setelah beliau membuka khutbatul hajah, maka beliau melanjutkan perkataannya :



💽🔊 Beberapa belas tahun yang lalu kajian sunnah belum semarak ini, sekarang subhanalloh. 



➡ Dan ini tidak lain berkat taufik dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala kemudian teknologi berupa media cetak maupun elektronik seperti internet dan yang lainnya. Maka terjadi lonjakan yang luar biasa dalam dakwah sunnah ini dan ini tentu sesuatu yg menggembirakan, sesuatu yang membuat hati orang-orang beriman merasa senang dan bahagia. 



↪ Akan tetapi sudah menjadi sunatulloh, segala sesuatu yang semakin besar maka pasti tantangannya pun besar, semakin tinggi maka tantangannya semakin berat. Klw diumpamakan pohon, antara angin yang dialami oleh rumput teki atau rumput kecil dengan angin yang dihadapi oleh pohon kelapa sama tidak..? Tidak sama. Meskipun anginya sama tapi kekuatannya berbeda. Begitu pula dengan dakwah Ahlus Sunnah wal Jama'ah semakin besar maka ujiannya semakin berat, baik itu dari luar maupun dari dalam.



⏩ Dari luar banyak orang yang mungkin tidak suka dengan adanya ajaran umat kembali kepada ajaran Islam yang benar dan masih orsinil bukan ajaran umat Islam yang sudah bercampur aduk dengan ajaran-ajaran yang lainnya. Sehingga animo masyarakat kembali ke ajaran yg benar semakin besar, maka kejayaan Islam sebentar lagi akan dicapai dan ini tidak disukai oleh musuh-musuh Islam. 



⤵ Adapun tantangan dari dalam dan ini yang lebih berbahaya diantaranya yaitu fenomena adanya "Ngaji Tanpa Arah". Itulah topik yang akan kita kaji.



✒ "Ngaji Tanpa Arah" itu ada beberapa level, diantaranya : 



1⃣. Levelnya orang awam (level dasar), dan



2⃣. Levelnya ikhwan dan akhwat yg sudah lama ngaji.



➡ 1.Levelnya orang awam 



✅ Yaitu ketika dia ngaji tidak selektif dalam memilih guru/ustadz.



🔸 Yang penting ada pengajian,  maka datang. Ngga penting bagaimana ilmunya.



🔸 Ngaji yang penting rame, rame jama'ahnya dan yang penting lucu ustadznya.



↘ Padahal seorang ulama dahulu pembesar dari kalangan tabi'in, Muhammad bin Sirin berkata :



إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم



💬 ”Sesungguhnya ilmu ini bagian dari agama, maka lihatlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian”



😇 Di sini bilang tauhid, di sana bilang syirik, di sini bilang sunnah, di sana bilang bid'ah. Jadi bingung, maka ini yg dinamakan ngaji tanpa arah.



↪ Kemudian...



➡ 2.  Levelnya ikhwan dan akhwat yg sudah puluhan tahun ngaji tapi ngga tau arah.


✒🔊 Sebelum dijelaskan tentang ciri-cirinya. Akan kita jelaskan tentang apa bahayanya... 


⚠ Bahayanya seperti org keluar rumah tanpa tau tujuan mau kemana.. Jadi org-orang yg ngaji tanpa arah seperti orang keluar rumah ngg tau mau kemana... Padahal tujuan akhir kita ngaji adalah masuk surga..

Tujuan ngaji adalah dapat ilmu, diamalkan sehingga masuk surga, akan tetapi jika arah ngaji kita salah maka bisa sebaliknya.


✔ Ciri-ciri level ikhwan dan akhwat ngaji tanpa arah yaitu :



√ Ciri pertama yaitu org yg ngaji ngga pake skala prioritas.



⏩ Ilmu agama semuanya penting dan semua wajib dipelajari tetapi dari semua yang penting ada yg lebih penting dari itu semua dan ini harus diutamakan. Ilmu agama itu banyak seperti aqidah, fiqh, al-Qur'an, sejarah ada ilmu fara'id, ada ilmu nahwu dan shorof dan muhadatsah. Maka cari yang lebih utama bagi diri kita.



💍 Dulu para sahabat mulai dari mereka masih kecil mmemprioritaskan tentang iman ('aqidah).



📓 Sebagaimana yg diriwayatkan oleh Jundub bin Abdillah yang diriwayatkan ibnu Majah...



💬 Dulu kami masih kecil kami biasa bersama-sama rasul, kami belajar iman dahulu baru kemudian ilmu al-Qur'an, sehingga bertambah kuat iman para sahabat, tapi sekarang kalian belajar al-Qur'an baru iman. Dan anak-anak kita belajar baca al-qur'an dulu baru aqidah sehingga ketika seseorang telah menjadi hafidz/hafal al-qur'an tetapi masih melakukan kesyirikan padahal jelas di dalam al-qur'an banyak di jelaskan tentang Alloh yg menciptakan, memberi rezeki dan pengatur alam semesta maka semuanya untuk mentauhidkan Alloh, karena Alloh yg berhak di ibadahi, dikarena tidak tahu aqidah. Jadi belajar iman maksudnya adalah aqidah



✔ Belajar ilmu aqidah dulu seperti :

- rukun iman.
- rukun islam.
- cara sholat : seperti rukun sholat itu apa saja, lalu tentang puasa, zakat, dan ilmu lainnya. Jika ia pedagang maka wajib belajar ilmu pedagang.


√ Ciri yang kedua ngaji tanpa arah :



- Ngaji tidak sistematik (tidak dari dasar). 



↘ Seperti belajar ilmu 'aqidah tidak dari dasar. Maka belajar ilmu itu harus dari dasar. Jadi cabang-cabang ilmu itu belajar dari dasar. Contoh belajar ilmu 'aqidah yang paling ringkas kitab Ushuluts Tsalasah dan harus dengan guru. Sehingga belajar ilmu dengan sistematik maka ilmunya matang. Belajarlah kitab mulai dari yang paling dasar jangan by pass langsung ke level lanjutan. 



🌈 Fenomena kaum muslimin saat ini adalah :



✔ Senangnya ngaji yg temanya tematik, tabligh akbar atau ngaji kuliner (ngaji nyicip-nyicip, ini enak, itu ngga enak).



✔ Ustadnya yang terkenal, tetapi tidak mau menghadiri kajian  rutin yg membahas kitab dari dasar. Tidak mau menghadiri kajian sunnah ustadz yg lokal yg ada di sekitar kita.



✅ Padahal salah satu kunci keberhasilan ngaji ialah bersabarlah dengan kekurangan guru, jika gurunya saja kurang apalagi dengan muridnya.



✔ Jadi, harus terarah bukan ngaji kuliner. Waallohu a'lam bish showaab.



🏡 By management ICA Takhassus assunnah..📚🏢



Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok



Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Flag Counter

Most Reading

Sidebar One