Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman para Salafusshalih

Cara Menasihati

Selasa, 29 Maret 2016

Cara menasihati ๐Ÿ˜Š

Adalah Harun ibn ‘Abdillah, seorang ulama ahli hadits yang juga pedagang kain di kota Baghdad, menceritakan betapa ihsannya seorang Ahmad ibn Hanbal dalam mengkritik dan memberi nasehat.


“Suatu hari,” Harun ibn ‘Abdillah berkisah, “Saat malam beranjak larut, pintu rumahku di ketuk”.

“Siapa..?”, tanyaku.
“Ahmad”, jawab orang diluar pelan.
“Ahmad yang mana..?” tanyaku makin penasaran.
“Ibn Hanbal”, jawabnya pelan.

Subhanallah, itu guruku..!, kataku dalam hati. Maka kubuka pintu. Kupersilakan beliau masuk, dan kulihat beliau berjalan berjingkat, seolah tak ingin terdengar langkahnya. Saat kupersilakan untuk duduk, beliau menjaga agar kursinya tidak berderit mengeluarkan suara.

“Wahai guru, ada urusan yang penting apakah sehingga dirimu mendatangiku selarut ini..?”
“Maafkan aku ya Harun… Aku tahu biasanya engkau masih terjaga meneliti hadits selarut ini, maka akupun memberanikan diri mendatangimu. Ada hal yang mengusik hatiku sedari siang tadi.”
Aku terkejut. Sejak siang..? “Apakah itu wahai guru?”
“Mmmm begini…” suara Ahmad ibn Hanbal sangat pelan, nyaris berbisik. “Siang tadi aku lewat disamping majelismu, saat engkau sedang mengajar murid-muridmu. Aku saksikan murid-muridmu terkena terik sinar mentari saat mencatat hadits-hadits, sementara dirimu bernaung dibawah bayangan pepohonan. Lain kali, janganlah seperti itu wahai Harun. Duduklah dalam keadaan yang sama sebagaimana murid-muridmu duduk..!”

Aku tercekat, tak mampu berkata…

Maka beliau berbisik lagi, mohon pamit, melangkah berjingkat dan menutup pintu hati-hati.

Masya Allah… Inilah guruku Ahmad ibn Hanbal, begitu mulianya akhlak beliau dalam menyampaikan nasehat. Beliau bisa saja meluruskanku langsung saat melintasi majelisku. Tapi itu tidak dilakukannya demi menjaga wibawaku dihadapan murid-muridku.


Beliau juga rela menunggu hingga larut malam agar tidak ada orang lain yang mengetahui kesalahanku. Bahkan beliau berbicara dengan suara yang sangat pelan dan berjingkat saat berjalan, agar tidak ada anggota keluargaku yang terjaga. Lagi-lagi demi menjaga wibawaku sebagai imam dan teladan bagi keluargaku.


Teringat perkataan Imam Asy Syafi’i, “Nasehati aku saat sendiri, jangan di saat ramai dan banyak saksi. Sebab nasehat ditengah khalayak, terasa hinaan yang membuat hatiku pedih dan koyak; Maka maafkan jika hatiku berontak…”


Wallohu a'lam.

Semoga bermanfaat.

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok


Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Hukum Celana di Bawah Mata Kaki

Senin, 28 Maret 2016

Hukum Celana Di Bawah Mata Kaki 

Mungkin sebagian orang sering menemukan di sekitarnya orang-orang yang celananya di atas mata kaki (cingkrang). Bahkan ada yang mencemoohnya dengan menggelarinya sebagai ‘celana kebanjiran’. Pembahasan kali ini –insya Allah- akan sedikit membahas mengenai cara berpakaian seperti ini apakah memang pakaian ini merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau bukan.


Penampilan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Celana Setengah Betis
Perlu diketahui bahwasanya celana di atas mata kaki adalah sunnah dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini dikhususkan bagi laki-laki, sedangkan wanita diperintahkan untuk menutup telapak kakinya. Kita dapat melihat bahwa pakaian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berada di atas mata kaki sebagaimana dalam keseharian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Al Asy’ats bin Sulaim, ia berkata :
ุณَู…ِุนْุชُ ุนَู…َّุชِูŠ ، ุชُุญَุฏِّุซُ ุนَู†ْ ุนَู…ِّู‡َุง ู‚َุงู„َ : ุจَูŠْู†َุง ุฃَู†َุง ุฃَู…ْุดِูŠ ุจِุงู„ู…َุฏِูŠْู†َุฉِ ، ุฅِุฐَุง ุฅِู†ْุณَุงู†ٌ ุฎَู„ْูِูŠ ูŠَู‚ُูˆْู„ُ : « ุงِุฑْูَุนْ ุฅِุฒَุงุฑَูƒَ  ، ูَุฅِู†َّู‡ُ ุฃَู†ْู‚َู‰» ูَุฅِุฐَุง ู‡ُูˆَ ุฑَุณُูˆْู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูَู‚ُู„ْุชُ : ูŠَุง ุฑَุณُูˆْู„َ ุงู„ู„ู‡ِ ุฅِู†َّู…َุง ู‡ِูŠَ ุจُุฑْุฏَุฉٌ  ู…َู„ْุญَุงุกُ) ู‚َุงู„َ : « ุฃَู…َّุง ู„َูƒَ ูِูŠَّ ุฃُุณْูˆَุฉٌ  ؟ » ูَู†َุธَุฑْุชُ ูَุฅِุฐَุง ุฅِุฒَุงุฑَู‡ُ ุฅِู„َู‰ ู†ِุตْูِ ุณَุงู‚َูŠْู‡ِ
Saya pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang berkata, “Ketika saya sedang berjalan di kota Al Madinah, tiba-tiba seorang laki-laki di belakangku berkata, ’Angkat kainmu, karena itu akan lebih bersih.’ Ternyata orang yang berbicara itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata,”Sesungguhnya yang kukenakan ini tak lebih hanyalah burdah yang bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai  teladan?” Aku melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua betisnya.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Muhammadiyyah, hal. 69, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)

Dari Hudzaifah bin Al Yaman, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang salah satu atau kedua betisnya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู‡َุฐَุง ู…َูˆْุถِุนُ ุงู„ุฅِุฒَุงุฑِ ูَุฅِู†ْ ุฃَุจِูŠْุชَ ูَุฃَุณْูَู„َ ูَุฅِู†ْ ุฃَุจِูŠْุชَ ูَู„ุงَ ุญَู‚َّ ู„ِู„ุฅِْุฒَุงุฑِ ูِูŠ ุงู„ْูƒَุนْุจَูŠْู†ِ
“Di sinilah letak ujung kain. Kalau engkau tidak suka, bisa lebih rendah lagi. Kalau tidak suka juga, boleh lebih rendah lagi, akan tetapi tidak dibenarkan kain tersebut menutupi mata kaki.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Al Muhammadiyyah, hal.70, Syaikh Al Albani berkata bahwa hadits ini shohih)

Dari dua hadits ini terlihat bahwa celana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berada di atas mata kaki sampai pertengahan betis. Boleh bagi seseorang menurunkan celananya, namun dengan syarat tidak sampai menutupi mata kaki. Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai teladan terbaik bagi kita dan bukanlah professor atau doctor atau seorang master yang dijadikan teladan.  Allah Ta’ala berfirman,
ู„َู‚َุฏْ ูƒَุงู†َ ู„َูƒُู…ْ ูِูŠ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃُุณْูˆَุฉٌ ุญَุณَู†َุฉٌ ู„ِู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ูŠَุฑْุฌُูˆ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…َ ุงู„ْุขَุฎِุฑَ ูˆَุฐَูƒَุฑَ ุงู„ู„َّู‡َ ูƒَุซِูŠุฑًุง
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab [60] : 21)

Menjulurkan Celana Hingga Di Bawah Mata Kaki
Perhatikanlah hadits-hadits yang kami bawakan berikut ini yang sengaja kami bagi menjadi dua bagian. Hal ini sebagaimana kami ikuti dari pembagian Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam kitab beliau Syarhul Mumthi’ pada Bab Satrul ‘Awrot. 
Pertama: Menjulurkan celana di bawah mata kaki dengan sombong
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู„ุงَ ูŠَู†ْุธُุฑُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِู„َู‰ ู…َู†ْ ุฌَุฑَّ ุซَูˆْุจَู‡ُ ุฎُูŠَู„ุงَุกَ
“Allah tidak akan melihat kepada orang yang menyeret pakaianya dalam keadaan sombong.” (HR. Muslim no. 5574).

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅِู†َّ ุงู„َّุฐِู‰ ูŠَุฌُุฑُّ ุซِูŠَุงุจَู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎُูŠَู„ุงَุกِ ู„ุงَ ูŠَู†ْุธُุฑُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ
“Sesungguhnya orang yang menyeret pakaiannya dengan sombong, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 5576)
Masih banyak lafazh yang serupa dengan dua hadits di atas dalam Shohih Muslim.
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุซَู„ุงَุซَุฉٌ ู„ุงَ ูŠُูƒَู„ِّู…ُู‡ُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ูˆَู„ุงَ ูŠَู†ْุธُุฑُ ุฅِู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَู„ุงَ ูŠُุฒَูƒِّูŠู‡ِู…ْ ูˆَู„َู‡ُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَู„ِูŠู…ٌ
“Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat nanti, tidak dipandang, dan tidak disucikan serta bagi mereka siksaan yang pedih.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kali perkataan ini. Lalu Abu Dzar berkata,
ุฎَุงุจُูˆุง ูˆَุฎَุณِุฑُูˆุง ู…َู†ْ ู‡ُู…ْ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ
“Mereka sangat celaka dan merugi. Siapa mereka, Ya Rasulullah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
ุงู„ْู…ُุณْุจِู„ُ ูˆَุงู„ْู…َู†َّุงู†ُ ูˆَุงู„ْู…ُู†َูِّู‚ُ ุณِู„ْุนَุชَู‡ُ ุจِุงู„ْุญَู„ِูِ ุงู„ْูƒَุงุฐِุจِ
“Mereka adalah orang yang isbal, orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim no. 306). Orang yang isbal (musbil) adalah orang yang menjulurkan pakaian atau celananya di bawah mata kaki. 

Kedua: Menjulurkan celana di bawah mata kaki tanpa sombong
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู…َุง ุฃَุณْูَู„َ ู…ِู†َ ุงู„ْูƒَุนْุจَูŠْู†ِ ู…ِู†َ ุงู„ุฅِุฒَุงุฑِ ูَูِู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ
“Kain yang berada di bawah mata kaki itu berada di neraka.” (HR. Bukhari no. 5787)
Dari hadits-hadits di atas terdapat dua bentuk menjulurkan celana dan masing-masing memiliki konsekuensi yang berbeda. Kasus yang pertama -sebagaimana terdapat dalam hadits Ibnu Umar di atas- yaitu menjulurkan celana di bawah mata kaki (isbal) dengan sombong. Hukuman untuk kasus pertama ini sangat berat yaitu Allah tidak akan berbicara dengannya, juga tidak akan melihatnya dan tidak akan disucikan serta baginya azab (siksaan) yang pedih. Bentuk pertama ini termasuk dosa besar.

Kasus yang kedua adalah apabila seseorang menjulurkan celananya tanpa sombong. Maka ini juga dikhawatirkan termasuk dosa besar karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam perbuatan semacam ini dengan neraka.

Perhatikan bahwasanya hukum di antara dua kasus ini berbeda. Tidak bisa kita membawa hadits muthlaq dari Abu Huroiroh pada kasus kedua ke hadits muqoyyad dari Ibnu Umar pada kasus pertama karena hukum masing-masing berbeda. Bahkan ada sebuah hadits dari Abu Sa’id Al Khudri yang menjelaskan dua kasus ini sekaligus dan membedakan hukum masing-masing. Lihatlah hadits yang dimaksud sebagai berikut.
ุฅِุฒْุฑَุฉُ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِ ุฅِู„َู‰ ู†ِุตْูِ ุงู„ุณَّุงู‚ِ ูˆَู„ุงَ ุญَุฑَุฌَ – ุฃَูˆْ ู„ุงَ ุฌُู†َุงุญَ – ูِูŠู…َุง ุจَูŠْู†َู‡ُ ูˆَุจَูŠْู†َ ุงู„ْูƒَุนْุจَูŠْู†ِ ู…َุง ูƒَุงู†َ ุฃَุณْูَู„َ ู…ِู†َ ุงู„ْูƒَุนْุจَูŠْู†ِ ูَู‡ُูˆَ ูِู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ ู…َู†ْ ุฌَุฑَّ ุฅِุฒَุงุฑَู‡ُ ุจَุทَุฑًุง ู„َู…ْ ูŠَู†ْุธُุฑِ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ
“Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah mengapa jika diturunkan antara setengah betis dan dua mata kaki. Jika pakaian tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka. Dan apabila pakaian itu diseret dalam keadaan sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya (pada hari kiamat nanti).” (HR. Abu Daud no. 4095. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Al Jami’ Ash Shogir, 921)
Jika kita perhatikan dalam hadits ini, terlihat bahwa hukum untuk kasus pertama dan kedua berbeda.

Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa jika menjulurkan celana tanpa sombong maka hukumnya makruh karena menganggap bahwa hadits Abu Huroiroh pada kasus kedua dapat dibawa ke hadits Ibnu Umar pada kasus pertama. Maka berarti yang dimaksudkan dengan menjulurkan celana di bawah mata kaki sehingga mendapat ancaman (siksaan) adalah yang menjulurkan celananya dengan sombong. Jika tidak dilakukan dengan sombong, hukumnya makruh. Hal inilah yang dipilih oleh An Nawawi dalam Syarh Muslim dan Riyadhus Shalihin, juga merupakan pendapat Imam Syafi’i serta pendapat ini juga dipilih oleh Syaikh Abdullah Ali Bassam di Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom -semoga Allah merahmati mereka-.

Namun, pendapat ini kurang tepat. Jika kita melihat dari hadits-hadits yang ada menunjukkan bahwa hukum masing-masing kasus berbeda. Jika hal ini dilakukan dengan sombong, hukumannya sendiri. Jika dilakukan tidak dengan sombong, maka kembali ke hadits mutlak yang menunjukkan adanya ancaman neraka. Bahkan dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri dibedakan hukum di antara dua kasus ini. Perhatikan  baik-baik hadits Abu Sa’id di atas: Jika pakaian tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka. Dan apabila pakaian itu diseret dalam keadaan sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya (pada hari kiamat nanti). Jadi, yang menjulurkan celana dengan sombong ataupun tidak, tetap mendapatkan hukuman. Wallahu a’lam bish showab.

Catatan: Perlu kami tambahkan bahwa para ulama yang menyatakan makruh seperti An Nawawi dan lainnya, mereka tidak pernah menyatakan bahwa hukum isbal adalah boleh kalau tidak dengan sombong. Mohon, jangan disalahpahami maksud ulama yang mengatakan demikian. Ingatlah bahwa para ulama tersebut hanya menyatakan makruh dan bukan menyatakan boleh berisbal. Ini yang banyak salah dipahami oleh sebagian orang yang mengikuti pendapat mereka. Maka hendaklah perkara makruh itu dijauhi, jika memang kita masih memilih pendapat yang lemah tersebut. Janganlah terus-menerus dalam melakukan yang makruh. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua.
Sedikit Kerancuan, Abu Bakar Pernah Menjulurkan Celana Hingga di Bawah Mata Kaki
Bagaimana jika ada yang berdalil dengan perbuatan Abu Bakr di mana Abu Bakr dahulu pernah menjulurkan celana hingga di bawah mata kaki?

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah pernah mendapat pertanyaan semacam ini, lalu beliau memberikan jawaban sebagai berikut.
Adapun yang berdalil dengan hadits Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, maka kami katakan tidak ada baginya hujjah (pembela atau dalil) ditinjau dari dua sisi.

Pertama, Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ”Sesungguhnya salah satu ujung sarungku biasa melorot kecuali jika aku menjaga dengan seksama.” Maka ini bukan berarti dia melorotkan (menjulurkan) sarungnya karena kemauan dia. Namun sarungnya tersebut melorot dan selalu dijaga. Orang-orang yang isbal (menjulurkan celana hingga di bawah mata kaki, pen) biasa menganggap bahwa mereka tidaklah menjulurkan pakaian mereka karena maksud sombong. Kami katakan kepada orang semacam ini : Jika kalian maksudkan menjulurkan celana hingga berada di bawah mata kaki tanpa bermaksud sombong, maka bagian yang melorot tersebut akan disiksa di neraka. Namun jika kalian menjulurkan celana tersebut dengan sombong, maka kalian akan disiksa dengan azab (siksaan) yang lebih pedih daripada itu yaitu Allah tidak akan berbicara dengan kalian pada hari kiamat, tidak akan melihat kalian, tidak akan mensucikan kalian dan bagi kalian siksaan yang pedih.
Kedua, Sesungguhnya Abu Bakr sudah diberi tazkiyah (rekomendasi atau penilaian baik) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sudah diakui bahwa Abu Bakr tidaklah melakukannya karena sombong. Lalu apakah di antara mereka yang berperilaku seperti di atas (dengan menjulurkan celana dan tidak bermaksud sombong, pen) sudah mendapatkan tazkiyah dan syahadah (rekomendasi)?! Akan tetapi syaithon membuka jalan untuk sebagian orang agar mengikuti ayat atau hadits yang samar (dalam pandangan mereka, pen) lalu ayat atau hadits tersebut digunakan untuk membenarkan apa yang mereka lakukan. Allah-llah yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus kepada siapa yang Allah kehendaki. Kita memohon kepada Allah agar mendapatkan petunjuk dan ampunan. (Lihat Fatawal Aqidah wa Arkanil Islam, Darul Aqidah, hal. 547-548).

Marilah Mengagungkan dan Melaksanakan Ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Allah Ta’ala berfirman,
ู…َู†ْ ูŠُุทِุนِ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ูَู‚َุฏْ ุฃَุทَุงุนَ ุงู„ู„َّู‡َ
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah.” (QS. An Nisa’ [4] : 80)
ูَู„ْูŠَุญْุฐَุฑِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُุฎَุงู„ِูُูˆู†َ ุนَู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ุฃَู†ْ ุชُุตِูŠุจَู‡ُู…ْ ูِุชْู†َุฉٌ ุฃَูˆْ ูŠُุตِูŠุจَู‡ُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَู„ِูŠู…ٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nur [24] : 63)
ูˆَุฅِู†ْ ุชُุทِูŠุนُูˆู‡ُ ุชَู‡ْุชَุฏُูˆุง ูˆَู…َุง ุนَู„َู‰ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„ِ ุฅِู„َّุง ุงู„ْุจَู„َุงุบُ ุงู„ْู…ُุจِูŠู†ُ
“Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An Nur [24] : 54)

Hal ini juga dapat dilihat dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu seolah-olah inilah nasehat terakhir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,
ูَุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุจِุณُู†َّุชِู‰ ูˆَุณُู†َّุฉِ ุงู„ْุฎُู„َูَุงุกِ ุงู„ุฑَّุงุดِุฏِูŠู†َ ุงู„ْู…َู‡ْุฏِูŠِّูŠู†َ ุนَุถُّูˆุง ุนَู„َูŠْู‡َุง ุจِุงู„ู†َّูˆَุงุฌِุฐِ
“Berpegangteguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadits ini hasan shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targhib wa At Tarhib no. 37)
Salah seorang khulafa’ur rosyidin dan manusia terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
ู„َุณْุชُ ุชَุงุฑِูƒًุง ุดَูŠْุฆًุง ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆْู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَ ุณَู„َّู…َ ูŠَุนْู…َู„ُ ุจِู‡ِ ุฅِู„َّุง ุนَู…ِู„ْุชُ ุจِู‡ِ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุฎْุดَู‰ ุฅِู†ْ ุชَุฑَูƒْุชُ ุดَูŠْุฆًุง ู…ِู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ุฃَู†ْ ุฃَุฒِูŠْุบَ
”Aku tidaklah biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” (Lihat Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa atsar ini shohih)

Sahabat Sangat Perhatian dengan Masalah Celana
Sebagai penutup dari pembahasan ini, kami akan membawakan sebuah kisah yang menceritakan sangat perhatiannya salaf (shahabat) dengan masalah celana di atas mata kaki, sampai-sampai di ujung kematian masih memperingatkan hal ini.
Dalam shohih Bukhari dan shohih Ibnu Hibban, dikisahkan mengenai kematian Umar bin Al Khaththab setelah dibunuh seseorang ketika shalat. Lalu orang-orang mendatanginya di saat menjelang kematiannya. Lalu datanglah pula seorang pemuda. Setelah Umar ngobrol sebentar dengannya, ketika dia beranjak pergi, terlihat pakaiannya menyeret tanah (dalam keadaan isbal). Lalu Umar berkata,
ุฑُุฏُّูˆุง ุนَู„َู‰َّ ุงู„ْุบُู„ุงَู…َ
“Panggil pemuda tadi!” Lalu Umar berkata,
ุงุจْู†َ ุฃَุฎِู‰ ุงุฑْูَุนْ ุซَูˆْุจَูƒَ ، ูَุฅِู†َّู‡ُ ุฃَุจْู‚َู‰ ู„ِุซَูˆْุจِูƒَ ูˆَุฃَุชْู‚َู‰ ู„ِุฑَุจِّูƒَ ،
“Wahai anak saudaraku. Tinggikanlah pakaianmu! Sesungguhnya itu akan lebih mengawetkan pakaianmu dan akan lebih bertakwa kepada Rabbmu.”

Jadi, masalah isbal (celana menyeret tanah) adalah perkara yang amat penting. Jika ada yang mengatakan ‘kok masalah celana saja dipermasalahkan?’ Maka cukup kisah ini sebagai jawabannya. Kita menekankan masalah ini karena salaf (shahabat) juga menekankannya. -Semoga kita dimudahkan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah-
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya. Innahu sami’un qoriibum mujibud da’awaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Selesai disusun di Yogyakarta,
pada siang hari, hari ke-29 bulan Shofar tahun 1429 H
bertepatan dengan hari ‘ied umat Islam setiap pekannya (Jum’at), 7 Maret 2008
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel https://rumaysho.com

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok



Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Adab Makan

๐ŸŒ BimbinganIslam.com
Rabu, 29 Jumadal ลชlฤ 1437 H / 09 Maret 2016 M
๐Ÿ‘ค Ustadz Firanda Andirja, MA
๐Ÿ“— Kitฤbul Jฤmi' | Bulลซghul Marฤm
๐Ÿ”Š Hadits ke-15 | Adab Makan (Makan & Minum Dengan Tangan Kanan)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS04-KJ-Bab01-H15
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

ADAB MAKAN (MAKAN & MINUM DENGAN TANGAN KANAN)


ุจุณู… ุงู„ู„ّู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…


Kita masuk pada halaqah yang ke-18. 


َูˆَุนَู†ْู‡ُ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆْู„َ ุงู„ู„ู‡ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَ ุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ: ุฅِุฐَุง ุฃَูƒَู„َ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ูَู„ْูŠَุฃْูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ูˆَุฅِุฐَุง ุดَุฑِุจَ ูَู„ْูŠَุดْุฑَุจْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ูŠَุฃْูƒُู„ُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูˆَูŠَุดْุฑَุจُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ (ุฃุฎุฑุฌู‡ ู…ุณู„ู…)


Dari Ibnu 'Umar radhiyallฤhu Ta'ฤla 'anhumฤ bahwasanya Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam bersabda : 


"Jika salah seseorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaithฤn makan dengan tangan kirinya dan syaithฤn minum dengan tangan kirinya pula." 

(HR Imฤm Muslim)

Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allฤh Subhฤnahu wa Ta'ฤlฤ, 


Sebagian ulama berpendapat bahwasannya makan dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan hukumnya hanya sekedar sunnah, tidak sampai pada derajat wajib karena ini berkaitan dengan masalah adab dan pengarahan.


Namun pendapat yang benar adalah bahwasanya makan dan minum dengan tangan kanan hukumnya adalah WAJIB, bukan hanya sekedar sunnah, karena banyak dalil yang menunjukkan hal ini.


■ PERTAMA 


Di antara dalil yang paling kuat adalah hadits ini, yaitu makan dan minum dengan tangan kanan dalam rangka untuk menyelisihi syaithฤn yang makan dan minum dengan tangan kiri. 


Dan Allฤh Subhฤnahu wa Ta'ฤlฤ memerintahkan kita untuk menyelisihi syaithฤn dan kita wajib untuk menyelisihi syaithฤn. 


Kata Allฤh Subhฤnahu wa Ta'ฤlฤ, 


ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู„َุง ุชَุชَّุจِุนُูˆุง ุฎُุทُูˆَุงุชِ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ۚ 


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan."  

(QS An-Nลซr: 21)

Karena syaithฤn diantara sifat nya makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri, maka kita diperintahkan untuk menyelisihi syaithฤn. Ini juga dalil kita beriman dengan hal yang ghฤib tentang syaithฤn. 


Syaithฤn tidak kita lihat tapi tetapi kita yakin bahwa syaithan juga makan, kita yakin syaithฤn juga minum, dia makan dengan tangan kiri dan dia minum dengan tangan kiri.


Di antara dalil yang menguatkan akan hal ini bahwasanya Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam  menyebutkan dalam beberapa hadits yang menyebutkan tentang dampak dari makan dan minumnya syaithฤn yaitu diantara dampak makan dan minumnya adalah buang air.


◆ Seperti dalam hadits bahwasanya disebutkan tentang seseorang di sisi Nabi shallallฤhu 'alayhi wa sallam bahwa Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam berkata, 


ู…َุง ุฒَุงู„َ ู†َุงุฆِู…ًุง ุญَุชَّู‰ ุฃَุตْุจَุญَ، ู…َุง ู‚َุงู…َ ุฅِู„َู‰ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ، ูَู‚َุงู„َ: ุจَุงู„َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ูِูŠ ุฃُุฐُู†ِู‡ِ.


"Bahwasanya orang tersebut ketiduran sampai pagi hari dan tidak bangun untuk shalat Shubuh. Maka Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam mengatakan bahwa syaithan telah kencing di telinga orang tersebut (ini sehingga tertidur pulas dan tidak mendengar adzan shubuh)."

(HR. Imฤm Al-Bukhฤri)

Hadฤซts ini menunjukkan bahwasanya syaithฤn buang air kecil yang merupakan proses/hasil makan dan minumnya. 


◆ Dalam hadits yang lain Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam menyebutkan bahwa syaithฤn buang angin. 


Disebutkan bahwasanya syaithฤn itu tatkala orang hendak shalat maka diganggu oleh syaithฤn, tatkala dikumandangkan adzan maka syaithฤn lari.


Kata Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam, 


ุฅِุฐَุง ู†ُูˆุฏِูŠَ ู„ِุงู„ุตَّู„ุงَุฉِ ، ุฃَุฏْุจَุฑَ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ูˆَู„َู‡ُ ุถُุฑَุงุทٌ 


"Jika dikumandangkan adzan untuk shalat maka syaithan pun lari dan dia memiliki kentut, dia memliki buang angin."

(HR Bukhฤri no. 583 dari shahฤbat Abลซ Hurairah)

Ini juga menujukkan syaithan makan dan minum kemudian buang air dan juga buang angin. Kita beriman akan hal yang ghฤib ini. 


Jadi yang menunjukkan makan dan minum dengan tangan kanan hukumnya WAJIB adalah kita diperintahkan untuk menyelisihi syaithฤn karena syaithฤn makan dan minum dengan tangan kiri.


■ KEDUA 


Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam memerintahkannya secara mutlak.

Seperti Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam mengatakan, 

ูŠَุง ุบُู„َุงู…ُ ุณَู…ِّ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَูƒُู„ْ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِูƒَ


"Wahai anak muda, sebutlah nama Allฤh dan makanlah dengan tangan kananmu."

(HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)

■ KETIGA 


Demikian juga, Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam pernah mendoakan keburukan bagi orang yang makan dengan tangan kiri. Dalam hadits Salamah bin Al Akwa radhiyallฤhu Ta'ฤlฤ 'anhu, 


ุฃู† ุฑุฌู„ุง ุฃูƒู„ ุนู†ุฏ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠุฉ ูˆุณู„ู… ุจุดู…ุงู„ู‡ . ูู‚ุงู„ : " ูƒู„ ุจูŠู…ูŠู†ูƒ " ู‚ุงู„ : ู„ุง ุฃุณุชุทูŠุน . ู‚ุงู„ : " ู„ุง ุงุณุชุทุนุช " ู…ุง ู…ู†ุนู‡ ุฅู„ุง ุงู„ูƒุจุฑ . ู‚ุงู„ : ูู…ุง ุฑูุนู‡ุง ุฅู„ู‰ ููŠู‡ .


"Ada seorang yang makan di sisi Nabi shallallฤhu 'alayhi wa sallam dengan tangan kiri, maka Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Makanlah dengan tangan kananmu."


Kata orang tersebut: "Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan."


Maka Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam mendoakan keburukan bagi orang ini, Beliau mengatakan: "Engkau tidak akan mampu, sesungguhnya tidak menghalanginya kecuali karena kesombongan."


Maka orang ini pun tidak mampu mengangkat tangan kanannya untuk makan setelah itu, dia selalu menggunakan tangan kirinya."

(HR Muslim no. 2021) 

Kenapa? Karena dia tidak mau menggunakan tangan kanan dan karena dido'akan keburukan oleh Nabi shallallฤhu 'alayhi wa sallam.


Kalau seandainya perkara makan hanya makan dengan tangan kanan hanyalah sunnah (tidak wajib) maka Rasลซlullฤh shallallฤhu 'alayhi wa sallam tidak akan mendo'akan keburukan bagi orang ini. 


Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allฤh Subhฤnahu wa Ta'ฤlฤ, diantara perkara yang perlu kita perhatikan bahwasanya, 


● ⑴ Yang merupakan ta'abbud (merupakan perkara ibadah) adalah makan dan minum dengan tangan kanan.


Adapun menggunakan sendok, misalnya menggunakan sumpit untuk makan ini merupakan perkara adat istiadat.


Yang penting, tatkala kita menggunakan sumpit atau sendok tersebut kita menggunakannya dengan tangan kanan.


Perkara yang perlu saya ingatkan juga: 


● ⑵ Mengenai minum dengan tangan kiri. 


Ini kebiasaan sebagian orang, terutama tatkala sedang makan kemudian tangan kanannya kotor maka dia pun memegang gelas dengan tangan kiri kemudian minum dengan tangan kiri. 


Ini merupakan perkara yang diharamkan (maka tidak boleh), seseorang meskipun tangannya kotor maka dia berusaha memegang gelas tersebut dengan tangan kanan, nanti toh gelas tersebut akan dicuci juga. Maka jangan gara-gara takut gelasnya kotor maka dia minum dengan tangan kiri karena ini mengikuti cara syaithฤn. 


● ⑶ Demikian juga seseorang makan dengan menggunakan dua tangan misalnya, tangan kanannya memegang sendok, tangan kirinya memegang garpu.


Maka ingatlah, tangan kiri hanya sekedar untuk membantu tapi tatkala mengangkat makanan hendaknya dengan tangan kanan.


Jangan sampai seseorang kemudian menggunakan garpunya dengan tangan kirinya menusukan makanan, kemudian dia makan dengan tangan kirinya, inipun diharamkan oleh para ulama karena mengikuti syaithฤn. 


Demikianlah apa yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. 


ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุงู„ู‡ุฏุงูŠุฉ 
ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ّู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡
__________________________
๐Ÿ“š by management  takhassus assunnah ๐Ÿข

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok



Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Niat di dalam hati

๐Ÿ”บNiat Di dalam Hati๐Ÿ”บ


Tempat niat adalah di dalam hati dan bukan lisan berdasarkan kesepakatan para imam kaum muslimin disetiap ibadah; wudhu, sholat, zakat, puasa, haji, dan yang lainnya..

๐Ÿ“ Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah

๐Ÿ“š Majmu' ar-rasa'il al-kubra (1/243)
_______
๐Ÿข by management ICA takhassus assunnah..๐Ÿ“š

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok




Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Kondisi Manusia

TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐Ÿ“† Selasa, 13 Jumadil Akhir 1437 H / 22 Maret 2016 M

๐Ÿ“– Kondisi Manusia


Jika engkau memperhatikan kondisi manusia, maka engkau akan dapati :

- Ada yang jika engkau melihatnya maka engkau berkata, "Maasyaa Allah"
- Ada yang jika engkau memandangnya niscaya engkau berkata, "Subhaanallah"
- Ada yang jika engkau menatapnya engkau berkata, "Allahu Akbar"
- Ada yang jika engkau meliriknya engkau berkata, "Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'uun"
- Ada yang jika engkau memperhatikannya engkau berkata, "Hasbunallahu wa ni'mal wakiil"
- Ada yang engkau berkata, "Astaghfirullah wa atuubu ilaih"
- Ada yang engkau berkata, "Alhamdulillah alldzi 'afaani mimmaa ubtuliita bih" (segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari cobaan yang engkau alami)
- Ada yang engkau berkata kepadanya, "Syafaakallahu…" (semoga Allah menyembuhkanmu dari penyakitmu)
- Ada yang engkau berkata, "A'uudzu billahi minasysyaithoonirrojiim"

Sekarang cobalah engkau memandang dan merenungkan dirimu dan jiwamu…

Renungkan kondisimu…
Maka jika ada orang yang melihatmu maka apakah yang kira-kira akan ia ucapkan?

Lantas jika ia melihat hakikat dirimu yang sebenarnya tatkala engkau bersendirian, maka kira-kira apakah yang akan ia ucapkan?


Akan tetapi yang terpenting bukanlah penilaian manusia akan tetapi penilaian Allah subhaanahu wa ta'aalaa


✒ Ustadz Firanda Andirja, MA

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
๐Ÿข management "ICA" takhassus assunnah๐Ÿ“š

Rekening : BIDIK INFAQ

Bersama "ICA"
Bank Syariah Mandiri
ac: 709 6755 176
an: Yayasan Islamic Centre As Sunnah

Konfirmasi donasi:

ADE FAISAL: 0815 1680 048 (WA)  ➡ contoh ketik;
bidik infak #nama#
alamat#jumlah

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok



Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Penggolongan Manusia Berdasarkan Harta dan Ilmu Agamanya

๐Ÿš˜   ๐Ÿ“š   PENGGOLONGAN MANUSIA BERDASARKAN HARTA DAN ILMU AGAMANYA.


๐ŸŒน   Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,



๐ŸŒด " Terdapat Empat golongan manusia di dunia ini :



(1.) Golongan yang dikaruniai HARTA DAN ILMU AGAMA ;

- Dia BERTAKWA kepada Allah terhadap dua karunia-NYA itu, 
- Menyambung silaturahmi, dan
- Mengetahui hak-hak Allah pada keduanya.
Golongan ini mendapat kedudukan yang PALING UTAMA.


(2.) Golongan yang dikaruniai ILMU AGAMA namun TIDAK dikaruniai HARTA.

Meski demikian, dia memiliki NIAT YANG TULUS untuk BERAMAL, bahkan dia berkata : 'Jika saja aku MEMILIKI HARTA, tentu aku akan BERINFAK seperti amal si Fulan.'
Golongan ini MENDAPAT PAHALA karena NIAT TULUSNYA itu, dan pahalanya SAMA seperti pahala si Fulan yang berinfak.


(3.) Golongan yang dikaruniai HARTA namun TIDAK dikaruniai ILMU AGAMA.

Dia memakai hartanya tanpa ilmu agama.
- Akibatnya dia TIDAK BERTAKWA kepada Allah terkait hartanya.
- Tidak menyambung tali silaturahmi dengannya, serta
- Tidak mengetahui hak-hak Allah di dalam hartanya itu.
Golongan ini menempati kedudukan TERBURUK.


(4.) Golongan yang TIDAK dikaruniai HARTA dan TIDAK dikaruniai ILMU AGAMA.

Orang ini bertekad : 'Seandainya saja aku mempunyai harta, niscaya aku akan melakukan KEBURUKAN SEPERTI si Fulan'.
Orang ini akan DIBALAS SESUAI KESUNGGUHAN tekadnya itu, dan dia mendapatkan DOSA SEPERTI DOSA SI FULAN".


[Shahih; Hr. Ath Thirmidzi 2325, Shahihul Jaami' - Albani 3024]



Depok, 24 Maret 2016

๐Ÿข management "ICA" takhassus assunnah๐Ÿ“š


Rekening : BIDIK INFAQ

Bersama "ICA"
Bank Syariah Mandiri
ac: 709 6755 176
an: Yayasan Islamic Centre As Sunnah


Konfirmasi donasi:

ADE FAISAL: 0815 1680 048 (WA)  ➡ contoh ketik;
bidik infak #nama#
alamat#jumlah
๐ŸŒhttps:www.facebook.com/groups/1674877656095925/

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok




Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Musuhmu

๐ŸŒด๐ŸŒด MUSUHMU ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ

Memiliki satu musuh sudah sangat banyak


Mempunyai seribu sohib masihlah kurang, itulah pesan salah seorang ulama’!

Biasanya seorang yang memiliki musuh  akan berusaha untuk menyakiti musuhnya…

Kecuali syetan… banyak dari kita yang telah mengetahui bahwa dia adalah musuh kita, tapi malah berkawan dan bersahabat dengannya

Bahkan melakukan hal-hal yang menyenangkan syaitan
Padahal Allah telah mengingatkan:

  
 )) ุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ู„َูƒُู…ْ ุนَุฏُูˆٌّ ูَุงุชَّุฎِุฐُูˆู‡ُ ุนَุฏُูˆًّุง  ((   
     
”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah dia sebagai musuhmu.” 
(QS Fathir: 6)

Akhi/Ukhti…
Siapapun yang membencimu
Siapapun yang memusuhimu

Ada satu langkah untuk menyakitinya

Untuk membuatnya gusar dan sengsara;

Satu langkah yang diridhai Allah, namun membuat musuhmu sengsara
membuatnya seperti cacing yang kepanasan

Yaitu: memperbaiki diri

Dekatkan dirimu pada Ilahi

Tinggalkan segala yang dibenci Rabbi

Basahi bibirmu dengan asma Allah

Tidak perlu kamu mendengki dan menghasut
Apalagi berbuat yang tak dibenarkan
Cukup kamu memperbaiki diri, Niscaya kamu sudah menyakiti musuh-musuhmu, dari bangsa Jin dan Manusia

Seorang alim ulama’ pernah berwasiat:

  
   ุฅุฐุง ุฃุฑุฏุช ุฃู† ุชุคุฐูŠ ุนุฏูˆูƒ ูุฃุตู„ุญ ู†ูุณูƒ 

“Bila kamu ingin menyakiti musuhmu, maka perbaikilah dirimu”.

Tiada senjata yang lebih ampuh, lebih dari kita memperbaiki diri sendiri

Selamat mencoba. Semoga manfaat

Sumber Ust. DR. Syafiq Riza Basalamah, MA

 ------------------------------------------๐Ÿข management "ICA" takhassus assunnah๐Ÿ“š

Rekening : BIDIK INFAQ

Bersama "ICA"
Bank Syariah Mandiri
ac: 709 6755 176
an: Yayasan Islamic Centre As Sunnah

Konfirmasi donasi:

ADE FAISAL: 0815 1680 048 (WA)  ➡ contoh ketik;
bidik infak #nama#
alamat#jumlah
๐ŸŒhttps:www.facebook.com/groups/1674877656095925/

Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok



Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Tanyakan Aku Jika Kalian Tidak Menjumpaiku di Surga

Kamis, 24 Maret 2016

# Tanyakan Aku Jika Kalian Tidak Menjumpaiku di Surga


Sahabatku yang shalih..

Terima Kasih dan Jazakumullahu khaira
Sudah menjadi sahabat yang shalih di dunia
Sama-sama saling Mengingatkan kampung abadi kita di Surga InsyaAllah


Engkau tentu ingat kita melangkah bersama ke majelis ilmu


Saling setoran hapalan Al-Quran bersama, Menghafal wazan bahasa Arab bersama,
Menjadi panitia kajian dan kegiatan sosial bersama
Saling Ingatkan agar kuliah sukses sebagai bentuk bakti kepada orang tua
Terlalu banyak kenangan bersama dalam ketaaan
Langkah bersama yang akan menjadi hujjah saling bertanya keberadaan kita di surga
Tentunya akan menjadi kenangan indah saat reuni di surga insyaAllah


Tanyakanlah jika engkau tidak menjumpaiku di surga



Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,



ุฅู† ู„ู… ุชุฌุฏูˆู†ูŠ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ ุจูŠู†ูƒู… ูุงุณุฃู„ูˆุง ุนู†ูŠ ูˆู‚ูˆู„ูˆุง : ูŠุง ุฑุจู†ุง ุนุจุฏูƒ ูู„ุงู† ูƒุงู† ูŠุฐูƒุฑู†ุง ุจูƒ



”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”

Kemudian beliau menangis.


Aku masih ingat engkau marah-marah kalau adzan dan aku masih bermalas-ria

Mimik khas wajahmu berubah tatkala aku bilang,
“Maaf, gak ada waktu kajian, sibuk kuliah dan kerja”
Apalagi ketika mulai menjauh dari kumpulan orang shalih dan majelis ilmu,
SMS-mu yang bertubi-tubi pasti datang untuk mendekatkan
Tatkala sudah jauh dan lingkungan kerjaku sekarang berbeda dengan lingkungan kuliah, banyak fitnah/ujian
Marahmu, mimik wajahmu dan SMS-SMSmu…
Kini aku rindukan


Setelah jauh baru aku sadar, siapa sahabatku yang sebenarnya…



๏บป๏บช๏ปณ๏ป˜๏ปš ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป—๏ปš ๏ปป ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป—๏ปš



“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”



“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”



Tapi doakanlah aku

Di sini akan kan berusaha istiqamah dan mencari teman shalih lainnya
Kebersamaan kita dalam ketaatan dahulunya jadikanlah syafaat
Syafaatmu dengan menanyakan aku jika engkau tidak menjumpaiku di surga


Note:

1. Sahabat yang shalih bisa memberikan syafaat sahabatnya sehingga akan ditarik ke surga


Hasan Al- Bashri berkata,



ุงุณุชูƒุซุฑูˆุง ู…ู† ุงู„ุฃุตุฏู‚ุงุก ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ูุฅู† ู„ู‡ู… ุดูุงุนุฉ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ



”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)



2. Dalilnya adalah hadits, di mana mereka menyebut kebersamaan: pernah berpuasa, shalat dan haji BERSAMA



Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,



ุญุชู‰ ุฅุฐุง ุฎู„ุต ุงู„ู…ุคู…ู†ูˆู† ู…ู† ุงู„ู†ุงุฑ، ููˆุงู„ุฐูŠ ู†ูุณูŠ ุจูŠุฏู‡، ู…ุง ู…ู†ูƒู… ู…ู† ุฃุญุฏ ุจุฃุดุฏ ู…ู†ุงุดุฏุฉ ู„ู„ู‡ ููŠ ุงุณุชู‚ุตุงุก ุงู„ุญู‚ ู…ู† ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ู„ู„ู‡ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ู„ุฅุฎูˆุงู†ู‡ู… ุงู„ุฐูŠู† ููŠ ุงู„ู†ุงุฑ، ูŠู‚ูˆู„ูˆู†: ุฑุจู†ุง ูƒุงู†ูˆุง ูŠุตูˆู…ูˆู† ู…ุนู†ุง ูˆูŠุตู„ูˆู† ูˆูŠุญุฌูˆู†، ููŠู‚ุงู„ ู„ู‡ู…: ุฃุฎุฑุฌูˆุง ู…ู† ุนุฑูุชู…، ูุชุญุฑู… ุตูˆุฑู‡ู… ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุฑ، ููŠุฎุฑุฌูˆู† ุฎู„ู‚ุง ูƒุซูŠุฑุง ู‚ุฏ ุฃุฎุฐุช ุงู„ู†ุงุฑ ุฅู„ู‰ ู†ุตู ุณุงู‚ูŠู‡، ูˆุฅู„ู‰ ุฑูƒุจุชูŠู‡، ุซู… ูŠู‚ูˆู„ูˆู†: ุฑุจู†ุง ู…ุง ุจู‚ูŠ ููŠู‡ุง ุฃุญุฏ ู…ู…ู† ุฃู…ุฑุชู†ุง ุจู‡، ููŠู‚ูˆู„: ุงุฑุฌุนูˆุง ูู…ู† ูˆุฌุฏุชู… ููŠ ู‚ู„ุจู‡ ู…ุซู‚ุงู„ ุฏูŠู†ุงุฑ ู…ู† ุฎูŠุฑ ูุฃุฎุฑุฌูˆู‡، ููŠุฎุฑุฌูˆู† ุฎู„ู‚ุง ูƒุซูŠุฑุง، ุซู… ูŠู‚ูˆู„ูˆู†: ุฑุจู†ุง ู„ู… ู†ุฐุฑ ููŠู‡ุง ุฃุญุฏุง ู…ู…ู† ุฃู…ุฑุชู†ุง…



Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.



Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.



Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.



Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”



Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”



Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR.Muslim 183) 



 ๐ŸŒบ By Management ICA - Takhassus Assunnah ๐Ÿ“š๐Ÿข


Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok


Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Fatwa Syaikh Al-Utsaimin tentang Pengumuman Sholat Gerhana

.:::: FATWA SYAIKH AL-UTSAIMIN TENTANG PENGUMUMAN SHOLAT GERHANA ::::.


ูˆุฃู…ุง ุฅุฎุจุงุฑ ุงู„ู†ุงุณ ุจู‡ุง ู‚ุจู„ ุญุฏูˆุซู‡ุง، ูุฃู†ุง ุฃุฑู‰ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ูŠุฎุจุฑูˆุง ุจู‡ุง، ู„ุฃู†ู‡ู… ุฅุฐุง ุฃุฎุจุฑูˆุง ุจู‡ุง ุงุณุชุนุฏูˆุง ู„ู‡ุง ูˆูƒุฃู†ู‡ุง ุตู„ุงุฉ ุฑุบุจุฉ، ูƒุฃู†ู‡ู… ูŠุณุชุนุฏูˆู† ู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ุนูŠุฏ، ูˆุตุงุฑุช ุชุฃุชูŠู‡ู… ุนู„ู‰ ุงุณุชุนุฏุงุฏ ู„ู„ูุนู„ ู„ุง ุนู„ู‰ ุชุฎูˆู، ู„ูƒู† ุฅุฐุง ุญุฏุซุช ูุฌุฃุฉ، ุญุตู„ ู…ู† ุงู„ุฑู‡ุจุฉ ูˆุงู„ุฎูˆู ู…ุง ู„ุง ูŠุญุตู„ ู„ู…ู† ูƒุงู† ุนุงู„ู…ุงً‏.‏ 



Adapun mengumumkan kepada masyarakat tentang shalat Gerhana sebelum terjadinya, maka aku memandang tidak bolehnya mengumumkannya, karena apabila diumumkan mereka akan bersiap-siap, seakan-akan shalat ini seperti shalat yang diharapkan (dinantikan), sebagaimana mereka menantikan shalat Id. Jika demikian, maka ketika gerhana datang mereka melakukan shalat karena persiapan bukan karena ketakutan.



Namun apabila Gerhana itu terjadi secara tiba-tiba, timbullah rasa khawatir dan takut yang ini tidak akan didapatkan kecuali bagi orang yang 'aalim.



(Majmu' Fatawa wa Rasail Fadhilatisy Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsamini Juz 16, hal. 300)


Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok



Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.
 
Flag Counter

Most Reading

Sidebar One