1) Sabar untuk *mengikhlaskan niat* dan membersihkannya dari riya’ dan tujuan duniawi tatkala sebelum beramal dan juga tatkala sedang beramal.
Jika engkau membohongi dirimu, yang sekaligus berarti engkau membohongi Allah dan publik maka suatu saat Allah akan memunculkan udangmu tersebut dihadapan publik……. Maka berhati-hatilah…!
2) Setelah beramal harus sabar agar amalan tersebut *tidak dirusak oleh ujub dan takabbur* yang sewaktu waktu timbul karena kekaguman terhadap amalan tersebut atau merasa jasa dan peranmu yang besar sehingga jadilah engkau merasa sok “penting”.
Padahal semua keberhasilanmu datangnya dari Allah semata
3) Sabar untuk *menyembunyikan amalan* tersebut dan tidak menampakannya kepada orang lain, karena pahala amalan yg tersembunyi lebih besar.
Inipun butuh kesabaran yang besar, karena jiwa selalu ingin menceritakan amalannya kepada orang lain agar dihargai dan dihormati
4) Jika engkau berbuat baik kepada orang lain maka bersabarlah dengan menjaga keikhlasanmu dengan *tidak marah tatkala air susumu dibalas dengan air tuba* oleh orang yang kau bantu.
Karena sesungguhnya engkau tdk mengarapkan “balas jasa”nya dan tidak pula ucapan “terima kasih”nya.
Akan tetapi engkau HANYA mengharapkan WAJAH Allah
Allah berfirman:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk *mengharapkan KERIDHAAN Allah*, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan *TIDAK PULA (ucapan) TERIMAKASIH.*
[Qs. Al Insaan (76); ayat 9]
Setelah itu Allah berfirman :
وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
"Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,"
[QS Al-Insan (76); ayat 12]
✒️ Ustadz Firanda Andirja, MA
Sumber grup WA Kajian Ilmiyyah Depok
Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat
Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar