Seorang kakek berusia 70 tahun mengidap sebuah penyakit. Dia tidak dapat kencing. Dokter mengabarkan kepadanya kalau dia membutuhkan operasi untuk menyebuhkan penyakitnya. Dia setuju untuk melakukan operasi karena penyakit itu telah menimbulkan sakit yang luar biasa selama berhari-hari.
Ketika operasi selesai, dokter memberika tagihan pembayaran seluruh biaya operasi. Kakek tua itu melihat pada kuitansi dan mulai menangis. Meihatnya menangis, dokter pun berkata kepadanya bila biayanya terlalu tinggi, mereka dapat membuat pengaturan lain. Orang tua itu berkata,
”Aku tidak menangis karena uang itu, tetapi aku menangis karena Allah menjadikanku buang air tanpa masalah selama 70 tahun dan Dia tidak pernah mengirimkan tagihan.”[1]
Memang kenikmatan dari Allah sangat banyak dan kita tidak akan mampu menghitungnya bahkan kebanyakan kita lupa akan nikmat Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18).
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34
Salah satu contohnya adalah nikmat bisa BAK dan BAB, ini merupakan nikmat yang luar biasa dan sangat jarang kita syukuri. Karenanya doa keluar WC atau kamar mandi adalah meminta ampun:
غُفْرَانَكَ
“Ghufranaka (Aku meminta ampunanmu Ya Allah)”.
Hikmahnya adalah Kita meminta Ampun kepada Allah karena kita Sering meremehkan nikmat Allah kepada kita yaitu kenikmatan bisa lancar buang Air kecil. BAB atau BAK yang lancar juga merupakan kenikmatan, yaitu perasaan lega dan rasa ringan di tubuh.
Syaik Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
والحكمة في ذلك والله أعلم أن الله سبحانه قد أنعم عليه بما يسر له من الطعام والشراب، ثم أنعم عليه بخروج الأذى، والعبد محل التقصير في الشكر فشرع له عند زوال الأذى بعد حضور النعمة بالطعام والشراب أن يستغفر الله، وهو سبحانه يحب من عباده أن يشكروه على نعمته
“Hikmah dari doa ini –wallahu a’lam- Allah telah memberikan kenikmatan berupa mudahnya bagi hamba makan dan minum. Kemudian Allah memberikan kenikmatan mudahnya kotoran keluar. Seorang hamba sering meremehkan bersyukur, maka disyariatkan baginya agar beristigfar meminta ampun ketika hilangnya kotoran setelah mendapat nikmat berupa makanan dan minuman. Allah Subhaanahu mencintai hambanya yang mensyukuri nikmatnya.”[2]
Demikian semoga bermanfaat
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
artikel www.muslimfiyah.com
[1] Untaian Mutiara Hikmah Vol.2/I, edisi juli 2009
[2] Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz, sumber:http://www.binbaz.org.sa/mat/2274
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🏢 Management "ICA" takhassus assunnah📚
Rekening : BIDIK INFAQ
Bersama "ICA"
Bank Syariah Mandiri
ac: 709 6755 176
an: Yayasan Islamic Centre As Sunnah
💻 www.ICAssunnah.com
👥 "ICA" Islamic Centre As-sunnah
🌍http:// www.facebook.com/groups/1674877656095925/
✉ SMS/WA 08111106421
Takhassus as-sunnah
📩 Email: icassunnah@gmail.com
📱PIN BB: 5AFBE192
📮Yuk Join di channel Telegram @"ICA" Takhassus As-sunnah
🌐https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10205957648492718&id=1605104005
Twitter: twitter.com/icassunnah
Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok
Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar