Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman para Salafusshalih

Ketika 'Banjir' Melanda

Senin, 30 November 2015

📔 Renungan

Musim kemarau sebentar lagi akan berpamitan dengan kita, musim hujan akan mengetuk pintu hari-hari kita, ia akan memulai kebersamaannya dengan kita semua, senyum indah sang pelangi juga akan kita lihat manakala hujan telah reda -insya Allah-

Hujan merupakan rahmat yang harus disyukuri, meskipun terkadang sebagian orang diuji keimanannya ketika hujan yang tidak berhenti-berhenti, apalagi sampai terjadi banjir. 


Karena tidak kuat menahan "kemanjaan" hujan, terkadang sebagian di antara kita mengeluarkan ucapan-ucapan yang menyudutkan Allah, mencela hujan atau dengan ucapan lainnya. 


Padahal mengatakan ucapan seperti di atas lebih membahayakan dari bahaya banjir. Karena banjir adalah fitnah (ujian) kehidupan dunia yang akan berlalu  masa dan waktunya, sedangkan ucapan di atas adalah fitnah yang harus dipertanggungbka di akherat.


Saudaraku,,,,,,

Jika banjir mengepung anda, apa yang anda lakukan?
Anda tetap bertahan di rumah dan di tempat yang lebih tinggi, anda berenang melawan banjir tersebut, atau anda melakukan hal lainnya. Tapi yang jelas bahwa alasan anda melakukan itu semua adalah untuk menyelamatkan diri anda dari bencana.

Saudaraku,,

Jika yang turun kedalam kehidupan kita adalah hujan dalam bentuk lain, hujan yang turun kedalam hidup kita bukan lagi hujan air melainkan hujan syubhat dan syahwat, kemudian hujan ini semakin deras dan deras, sampai akhirnya kita berada dikepungan syubhat dan syahwat, maka apa yang akan kita lakukan?

Akankah kita akan berbuat seperti ketika kita terkepung banjir air, mencari berbagai cara untuk selamat dari bencana ini, ataukah kita bermain-main dengan banjir fitnah ini, memandangnya bak kolam renang untuk rekreasi dan bersantai, atau kita tidak melakukan apa-apa karena berkeyakinan banjir fitnah tidak akan mendatangkan ancaman apa-apa.


Wahai saudaraku,,

Fitnah merupakan bencana yang besar, kita semua harus menyelamatkan diri kita, apabila dalam keadaan terkepung banjir air, kita mencari bahtera atau perahu. Maka ketika banjir fitnahpun kita harus mencari perahu, dan kalian tahu apa perahu yang bisa kita gunakan  untuk menyelamatkan diri kita, perahu itu adalah sunnah Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Malik:

 السنة سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق


"Sunnah Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- adalah perahu Nuh, siapa yang menaikinya akan selamat dan siapa yang tertinggal darinya akan tenggelam."


Oleh sebab itu wahai saudaraku,, dihari yang penuh dengan fitnah ini marilah kita semua menaiki perahu tersebut.

Marilah kita kembali kepada  sunnah agar kita tidak tenggelam,
Marilah kita kembali kepada sunnah agar kita tidak binasa, 

Sunnah, sunnah wahai saudaraku....

Gigitlah sunnah Nabimu, pelajarilah sunnah Nabimu agar engkau selamat dari banjir fitnah ini.

Semoga bermanfaat..


✏ Akhukum Fillah: Nur Cholis Agus S. -semoga Allah membimbingnya dan meneguhkan kakinya di atas sunnah Nabi- Aamin...

_______


Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok

Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Flag Counter

Most Reading

Sidebar One