Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman para Salafusshalih

Kenapa Allah Menciptakan Kita?

Minggu, 24 Januari 2016

📙 Soal Jawab Aqidah 

[Soal ke-1] 

Kenapa Allah menciptakan kita? 

[Jawab] 

Kita tidaklah diciptakan untuk hal yang sia-sia, tidak pula semata-mata karena hanya suka-suka saja.  Allah -Ta’ala- berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ


Artinya “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).


Asy-Syafi’i menjelaskan tafsiran ‘sia-sia’ yaitu, “(Apakah mereka Ku-biarkan) tanpa diperintah dan tanpa dilarang?!”…


Kita manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah -subhanahu wa ta'ala-


~ Dalil al-Qur'an 


Allah -Ta’ala- berfirman :


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ


“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).


Makna ayat tersebut adalah Allah -ta’ala- memberitakan bahwa tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Inilah hikmah penciptaan mereka.


Ibnu Katsir juga memaparkan tatkala menafsirkan ayat ini, “Makna ayat tersebut; sesungguhnya Allah -ta’ala- menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya akan Allah balas dengan balasan yang sempurna. Sedangkan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat keras. Allah pun mengabarkan bahwa diri-Nya sama sekali tidak membutuhkan mereka. Bahkan mereka itulah yang senantiasa membutuhkan-Nya di setiap kondisi. Allah adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi mereka.”


Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu’anhu- mengatakan mengenai ayat ini, “Maknanya adalah tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah agar mereka Ku-perintahkan beribadah kepada-Ku.” Sedangkan Mujahid mengatakan, “Tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah untuk Aku perintah dan Aku larang.” 


~ Dalil hadits 


Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :


حَقُّ اللهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً (متفق عليه)


Artinya: Hak Allah terhadap para hamba ialah mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya (muttafaqun alaih) 


Hak Allah; yaitu apa-apa yang menjadi hak Allah dan dijadikan kewajiban bagi para hamba.


Hak hamba atas Allah; yaitu apa-apa yang telah Allah wajibkan atas diri-Nya sebagai bentuk kemurahan dan kebaikan dari Allah.


Mengenal hak Allah yang diwajibkan kepada para hamba yaitu agar mereka menyembah hanya kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.


Hadits diatas menjelaskan makna tauhid yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya.


Kesimpulan, bahwa kita diciptakan tujuannya untuk tidaklah untuk sia-sia belaka atau suka-suka saja, melainkan untuk beribadah menyembah Allah semata tanpa menyekutukan dengan sesuatu apapun. Dan beribadah hanya kepada Allah dan tidak berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya merupakan hak Allah yang diwajibkan kepada para hamba. 


✏ Akhukum Fillah: Abdul Muhsin حفظه الله تعالى 

By. ICA-Takhassus As-Sunnah


Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok
Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Flag Counter

Most Reading

Sidebar One