[Soal ke-1]
Kenapa Allah menciptakan kita?
[Jawab]
Kita tidaklah diciptakan untuk hal yang sia-sia, tidak pula semata-mata karena hanya suka-suka saja. Allah -Ta’ala- berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Artinya “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).
Asy-Syafi’i menjelaskan tafsiran ‘sia-sia’ yaitu, “(Apakah mereka Ku-biarkan) tanpa diperintah dan tanpa dilarang?!”…
Kita manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah -subhanahu wa ta'ala-
~ Dalil al-Qur'an
Allah -Ta’ala- berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
Makna ayat tersebut adalah Allah -ta’ala- memberitakan bahwa tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Inilah hikmah penciptaan mereka.
Ibnu Katsir juga memaparkan tatkala menafsirkan ayat ini, “Makna ayat tersebut; sesungguhnya Allah -ta’ala- menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya akan Allah balas dengan balasan yang sempurna. Sedangkan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat keras. Allah pun mengabarkan bahwa diri-Nya sama sekali tidak membutuhkan mereka. Bahkan mereka itulah yang senantiasa membutuhkan-Nya di setiap kondisi. Allah adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi mereka.”
Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu’anhu- mengatakan mengenai ayat ini, “Maknanya adalah tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah agar mereka Ku-perintahkan beribadah kepada-Ku.” Sedangkan Mujahid mengatakan, “Tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah untuk Aku perintah dan Aku larang.”
~ Dalil hadits
Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
حَقُّ اللهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً (متفق عليه)
Artinya: Hak Allah terhadap para hamba ialah mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya (muttafaqun alaih)
Hak Allah; yaitu apa-apa yang menjadi hak Allah dan dijadikan kewajiban bagi para hamba.
Hak hamba atas Allah; yaitu apa-apa yang telah Allah wajibkan atas diri-Nya sebagai bentuk kemurahan dan kebaikan dari Allah.
Mengenal hak Allah yang diwajibkan kepada para hamba yaitu agar mereka menyembah hanya kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Hadits diatas menjelaskan makna tauhid yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya.
Kesimpulan, bahwa kita diciptakan tujuannya untuk tidaklah untuk sia-sia belaka atau suka-suka saja, melainkan untuk beribadah menyembah Allah semata tanpa menyekutukan dengan sesuatu apapun. Dan beribadah hanya kepada Allah dan tidak berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya merupakan hak Allah yang diwajibkan kepada para hamba.
✏ Akhukum Fillah: Abdul Muhsin حفظه الله تعالى
By. ICA-Takhassus As-Sunnah
Sumber Grup WA Kajian Ilmiyyah Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar