Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman para Salafusshalih

Bantulah Anakmu Untuk Menjadi Penghapal Al-Qur'an

Sabtu, 10 Oktober 2015

📙 Fadhōilul A'māl (Keutamaan Amal)

BANTULAH ANAKMU UNTUK MENJADI PENGHAPAL AL-QUR'AN



Jangan pernah engkau berkata: "tapi anakku bukanlah anak yang cerdas atau jenius, bagaimana ia bisa menghapal Qur'an??...."


Saudaraku.......Yang dibutuhkan anakmu bukanlah kecerdasan dan kejeniusan, tapi yang dia butuhkan adalah pengorbananmu untuk meluangkan waktumu, menemani, mengajari dan membimbingnya untuk menghapalkan al-Qur'an.


Kecerdasan bukanlah sebuah syarat untuk menjadi penghapal al-Qur'an...


Rabb kita pemilik al-Qur'an sendiri berkata:


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ


“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk diingat (dijadikan pelajaran), maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).


Allah mengulang-ngulang ayat di atas 4 kali dalam surat yang sama....seakan-akan Allah pemilik al-Qur'an ingin menegaskan bahwa masih banyak harapan bagi anakmu untuk menghapalkannya


Hantarkanlah anakmu untuk menjadi penghapal al-Qur'an dan bagimu pahala yang melimpah


1. Anak yang menghafal al-Qur'an kelak akan mendapat mahkota dari cahaya dan Orang tuanya akan mendapatkan pakaian kebesaran pada hari kiamat.


Rasulullah menuturkan:


مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْؤُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ تُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَا كُسِيْنَا هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ


“Barangsiapa yang membaca Al-Qur`an, mempelajarinya dan mengamalkannya kelak pada hari kiamat dikenakan mahkota dari cahaya yang sinar kemilaunya seperti cahaya matahari. Dan bagi kedua orang tuanya masing-masing dikenakan untuknya dua pakaian kebesaran yang tak bisa dinilai dengan dunia. Maka kedua orangtuanya bertanya: ‘ karena apa kami diberi pakaian (kemuliaan) seperti ini?’ Maka dijawab: ‘Karena anak kalian berdua belajar dan menghapal Al-Qur`an’.” (Mustadrak Al-Hakim, 1/568. Dihasankan al-Albany rahimahullah Lihat Ash-Shahihah no. 2914)


2. Termasuk ilmu yang bermanfaat dan  amal jariyah yang tak terputus pahalanya.


Jika anda membimbing dan mengajari anak anda dengan penuh keikhlasan, maka setiap huruf yang anda ajarkan kepada anak anda , meski hanya berupa alif ba' ta'.....apabila nantinya menghantarkan ia sebagi seorang penghapal al-Qur'an maka setiap huruf itu pula bagian dari pahala anda,  dan setiap huruf Allah gandakan menjadi sepuluh kebaikan, bahkan jika anda sudah wafat, dan anak anda masih menghapal dan terus membaca al-Qur'an maka pahala itupun terus mengalir untuk anda, meski kain kafan anda sudah hilang ditelan masa...dan pahala anda terus mengalir sampai hari kiamat.


 Rasulullah bersabda:


إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ


Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, Anak soleh yang mendoakannya (HR. Muslim)


3. Menjadi syafaat bagi anak dan kedua orang tuanya.


Jika orang tua sabar, telaten, ngajari anaknya hingga menghapalkan Al-Qur'an, maka keduanya akan lebih mudah mendapatkan syafa’at di hari kiamat kelak. 


Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (beliau berkata), “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ


“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya.” (HR. Muslim no. 1910).


4. Sebanyak hapalanmu dan hapalan anakmu....sejauh dan setinggi pula kedudukanmu di surga.


Di akhirat, hafalan seorang hamba akan menolong dirinya untuk menggapai derajat mulia di surga.


 Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا


“Dikatakan kepada shohibul Qur'an (penghafal Al Qur’an) nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914). 


Maksud lafadz ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an, sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Al Albani As Silsilah Ash Shohihah no. 24400


5. Orang tua yang mendidik dan mengajarkan al-Qur'an kepada anaknya dia termasuk sebaik-baik manusia.


َ  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 


«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري


“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.”( HR. Bukhari)


6. Jika orang tua ikhlas dan sabar dalam mengawal sang buah hati untuk menghapal al-Qur'an maka berarti dia mempersiapkan sang anak untuk memperoleh kedudukn yang tinggi di dunia dan di akherat.

Dan otomatis orang tua mendapat bagian dari pahalanya.

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ


“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim no. 817)


Jika anda berhasil menghantarkan Anak anda menjadi seorang yang bagus bacaan dan hapal alQur'annya, maka dia akan menjadi orang yang paling berhak untuk menjadi imam bagi kaum muslimin. Dan berapa banyak pahala yang didapat oleh orang tua....


Rasulullah bersabda:


َ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً فَإِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا وَلَا تَؤُمَّنَّ الرَّجُلَ فِي أَهْلِهِ وَلَا فِي سُلْطَانِهِ وَلَا تَجْلِسْ عَلَى تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَكَ أَوْ بِإِذْنِهِ


 "Hendaknya yang menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang paling hafal al Qur`an dan paling baik bacaannya. Apabila dalam bacaan mereka sama, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dahulu hijrahnya. Apabila mereka sama dalam hijrah, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling tua. Janganlah kalian menjadi imam atas seseorang pada keluarga dan kekuasaannya, dan jangan juga menduduki permadani di rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu atau dengan izinnya" [HR Muslim no. 1709]


Ya Allah jadikanlah kami dan anak keturunan kami sebagai para penjaga Al-Qur'an.....


Aamiin ya Mujibassa-iliin.


Riyadh KSA, 23 Dzulhijjah 1436 H


Oleh: Abu Abdillah Fadlan Fahamsyah, Lc حفظه الله تعالى


💻 www.suaraaliman.com

Youtube.com/user/suaraalimantv 
fb.com/radiosuaraaliman

Silahkan kunjungi satucarajitu.blogspot.com untuk informasi lain yang bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Flag Counter

Most Reading

Sidebar One